Selasa, 17 Maret 2009

Legend Type

Single symbol digunakan untuk memberikan klasifikasi secara umum dari suatu data tanpa adanya pengelompokan pada data tersebut.

Contoh : danau, sungai, jalan, kota.

Unique Value digunakan untuk pengelompokan data berdasarkan nilai-nilai tertentu dari data tersebut yang tidak mencerminkan tingkatan data.

Contoh : pengklasifikasian danau berdasarkan nama danau.

Graduated Color untuk menentukan tingkatan suatu data dengan memberikan perbedaan perubahan warna dari data tersebut.

Contoh : pemberian warna merah terang untuk populasi rendah sampai warna merah gelap untuk populasi padat.

Graduated Symbol digunakan untuk pengklasifikasian data sesuai tingkatannya dengan memberikan perubahan ukuran symbol yang digunakan.

Contoh : symbol lingkaran kecil untuk populasi rendah sampai symbol lingkaran besar untuk populasi padat.

Chart digunakan untuk membandingkan suatu data dengan data lain di suatu area dalam bentuk diagram tingkatan jumlah baik diagram lingkaran maupun diagram batang.

Contoh : jumlah penduduk dilambangkan warna biru, jumlah populasi wanita dilambangkan dengan warna merah muda, populasi pria dilambangkan merah.

Dot digunakan untuk pewakilan sejumlah data dengan menggunakan titik-titik. Titik-titik ini mewakili sejumlah data yang telah ditentukan sebelumya.

Contoh : pewakilan populasi tahun 1999 di USA 1 dot = 200000.000000

Skala Pengukuran Data

SKALA NOMINAL

Skala Nominal merupakan skala yang paling lemah/rendah di antara keempat skala pengukuran (nominal, interval, ordinal, ratio). Sesuai dengan nama atau sebutannya, skala nominal hanya bisa membedakan benda atau peristiwa yang satu dengan yang lainnya berdasarkan nama (predikat). Skala nominal biasanya juga digunakan bila peneliti berminat terhadap jumlah benda atau peristiwa yang termasuk ke dalam masing-masing kategori nominal. Data semacam ini sering disebut data hitung (count data) atau data frekuensi. Sebagai contoh:

1. Klasifikasi barang yang dihasilkan pada suatu proses produksi dengan predikat cacat atau tidak cacat.

2. Bayi yang baru lahir bisa laki-laki atau perempuan.

Tidak jarang digunakan nomor-nomor yang dipilih sekehendak hati sebagai pengganti nama-nama atau sebutan-sebutan, untuk membedakan benda-benda atau peristiwa-peristiwa berdasarkan beberapa karakteristik. Sebagai contoh,

dapat digunakan nomor 1 untuk menyebut kelompok barang yang cacat dari suatu proses produksi dan nomor 0 untuk menyebut kelompok barang yang tidak cacat dari suatu proses produksi.

SKALA ORDINAL

Skala Ordinal ini lebih tinggi daripada skala nominal. Pada skala ini sudah dapat membeda-bedakan benda atau peristiwa yang satu dengan yang lain yang diukur dengan skala ordinal berdasarkan jumlah relatif beberapa karakteristik tertentu yang dimiliki oleh masing-masing benda atau peristiwa. Pengukuran ordinal memungkinkan segala suatu sesuatu disusun menurut peringkatnya masing-masing. Sebagai contoh :

1. Pada tenaga penjualan bisa diperingkat dari yang “paling baik” sampai yang “paling buruk” berdasarkan kepribadian mereka.

2. Pada para peserta kontes kecantikan dapat diperingkat dari yang “paling kurang cantik” sampai yang “paling cantik”.

Jika ingin bermaksud memeringkat n buah benda berdasarkan suatu ciri tertentu, boleh ditetapkan nomor 1 untuk benda yang ciri tertentunya paling kurang, nomor 2 untuk benda yang ciri tertentunya kedua paling kurang, dan seterusnya hingga nomor n, untuk benda kadar ciri tertentu yang paling tinggi. Sebagai contoh,

para peserta lomba lari dapat diberi peringkat 1, 2, 3, …, berdasarkan urut-urutan waktu yang diperlukan untuk mencapai garis finis. Data semacam ini sering disebut data peringkat (rank data).

Selasa, 10 Maret 2009

NOAA System

Satelit seri NOAA milik Amerika Serikat telah berevolusi dari beberapa peluncuran untuk percobaan dan operasional, yang dimulai dengan peluncuran TIROS I pada tanggal 1 April 1960. NOAA adalah singkatan dari nama sebuah departemen pemerintah Amerika yang bertanggung jawab atas pengendalian program diatas (the National Oceanic and Atmospheric Administration). Satelit seri TIROS N/NOAA diperkenalkan pada tahun 1978 dan berkembang ke generasi yang lebih maju dimulai dengan NOAA 8.

Program NOAA bertujuan untuk memberikan masukan yang mencakup seluruh bumi secara berkesinambungan untuk membantu dalam membuat prakiraan dan pemantauan cuaca. Akan tetapi, oleh organisasi-organisasi yang terdapat diseluruh dunia, data primer seringkali dimanfaatkan untuk aplikasi sumber daya alam lainnya. Termasuk pemetaan distribusi hujan salju, pemantauan terhadap banjir, pemetaan vegetasi, analisa kelembaban tanah secara regional, pemetaan distribusi bahan bakar yang menyebabkan kebakaran liar (wildfire fuel mapping), pendeteksian kebakaran, pemantauan badai gurun dan macam-macam aplikasi yang berkenaan dengan gejala geografis, misalnya gunung api meletus.

Data yang diperlukan oleh FFPCP diambil dengan sensor AVHRR (Advanced Very High Resolution Radiometer) yang terpasang di satelit seri NOAA sejak NOAA 6, sedangkan pada saat ini hanya NOAA 12 dan 14 memberikan data yang dapat dipergunakan untuk pemantauan vegetasi dan pendeteksian kebakaran. Data dari NOAA 15 dan 16 akan ditambahkan, bila piranti lunak untuk pengolahan data pendeteksian kebakaran dan pemantauan vegetasi telah tersedia.

Perencanaan Orbit dan Penangkapan Data Citra Satelit NOAA
Seperti yang telah dijelaskan pada bab yang terdahulu bahwa NOM tidak digunakan dalam menangkap citra dari satelit NOAA, tetapi NOM hanya dapat digunakan dalam membantu menginterpretasikan data citra satelit NOAA, sedangkan untuk melakukan penangkapan citra NOAA tentunya digunakan piranti lunak yang lain seperti piranti lunak NOAA Capture.

Beberapa fungsi dari piranti lunak NOAA seperti untuk menampilkan, memproses dan menginterpretasikan citra NOAA sehingga menghasilkan koordinat titik api, mengexport dan mengimport citra NOAA, tidak akan dibahas lagi pada lampiran ini, karena hal tersebut telah digantikan atau telah dijabarkan pada NOM. Sedangkan beberapa fungsi dari piranti lunak NOAA lainnya seperti untuk melakukan perencanaan dan memperbaharui data orbit satelit serta untuk mengkalibrasikan antena akan diuraikan seperti yang di bawah ini.

Untuk memulai menggunakan piranti lunak NOAA, dapat dilakukan dengan hal seperti biasanya yaitu dengan mengklik tombol Start lalu pilih Programs dan pilih NOAA. Pada menu NOAA ini mempunyai beberapa pilihan sub-menu yang salah satunya adalah orbit plan.

Perencanaan Orbit (Orbit Plan)
Menu orbit plan adalah menu yang berfungsi dalam melaksanakan rencana penangkapan data satelit NOAA yang melintas pada suatu area. Rencana penangkapan data satelit ini bisa dilakukan sampai beberapa hari kedepan dan rencana penagkapan tersebut akan tersimpan pada menu orbit plan.

Menu orbit plan terdiri dari beberapa sub-menu seperti Orbit, region, view dan Help. Pada sub-menu orbit dapat dilakukan rencana penagkapan yang pertama (first), rencana penangkapan selanjutnya (next) atau rencana penangkapan sebelumnya (previous) dan menyimpan rencana penagkapan (save). Untuk mengaktipkan sub-menu ini, bisa juga dilakukan dengan mengklik beberapa tombol dibagian bawah, atau dengan cara yang lain seperti menekan tuts pada keyboard secara bersamaan misalnya Ctrl+F (first), Ctrl+N (next), Ctrl+P (previous) dan Ctrl+S (save).

Sub-menu region adalah untuk menentukan luasan area yang akan dipantau, batasan area pantauan digambarkan dengan dua garis kuning diantara sedangkan luasan area yang dapat dipantau digambarkan dengan kotak yang berwarna merah seperti yang ditunjukkan pada gambar 2 dibagian bawah. Untuk memperbesar area pemantauan bisa dilakukan dengan menekan tuts pada keyboard seperti Ctrl + X (untuk memperbesar area kearah horizontal atau sumbu X) dan Ctrl + Y (untuk memperbesar area kearah vertikal atau sumbu Y).

Sub-menu view adalah sub-menu yang menampilkan informasi tentang data satelit tersebut, sedangkan sub-menu help adalah sub-menu yang menampilkan informasi yang berkaitan dengan orbit plan.

Pada menu help terdapat sub-menu yang digunakan untuk melihat umur dari data orbit satelit yang digunakan. Umur dari data satelit yang digunakan akan berpengaruh pada citra yang akan ditangkap, semakin baru data orbit yang digunakan akan memberikan hasil yang baik sehingga akan lebih memudahkan dalam geokoreksi citra atau memudahkan proses Map move. Umur dari data orbit satelit yang direkomendasikan adalah kurang dari 14 hari atau sebelum dua minggu.

Melihat Ulang Rencana Orbit (Orbit Review)
Fungsi dari menu orbit review adalah untuk melihat ulang rencana penangkapan data satelit yang telah tersimpan. Menu orbit review juga mempunyai fasilitas untuk menghapus rencana penangkapan data citra satelit.

Menu orbit Review terdiri dari beberapa sub-menu seperti review, aerial, view dan help. Pada sub-menu review bisa digunakan untuk melihat hasil rencana penangkapan data citra satelit yang telah tersimpan dalam program orbit plan (Planned orbit), untuk melihat hasil data citra yang telah berhasil di tangkap (Successful Capture) sedangkan untuk melihat hasil data yang gagal ditangkap dengan menggunakan Failed Capture.

Untuk mengaktikan ketiga sub-menu ini bisa dilakukan dengan mengklik tombol yang berada di bawah menu review atau dengan menggunakan tuts pada keyboard seperti untuk melihat planned orbit (Ctrl+P), untuk melihat Succselfull Orbit (Ctrl+S) sedangkan untuk melihat Failed orbit (Ctrl+F).

Sub-menu aerial adalah untuk melihat arah pergerakan antena sesuai dengan arah pada saat satelit melitas. Untuk dapat mengaktifkan sub-menu ini bisa dilakukan dengan mengklik tombol yang berada dibawah sub-menu aerial seperti pada gambar 3 atau dengan mengklik pada menu aerial.

Sub-menu view adalah sub-menu yang menampilkan informasi tentang data satelit tersebut, sedangkan sub-menu help adalah sub-menu yang menampilkan informasi yang berkaitan dengan orbit review.

Memperbaharui data orbit satelit
Untuk memulai memperbaharui data orbit satelit dapat dilakukan dengan mengakses data melalui situs internet pada alamat seperti yang telah disinggung diatas. Apabila data orbit telah didapatkan, maka langkah selajutnya adalah dengan mengklik Start lalu pilih Programs dan pilih NOAA Utilities dan arahkan pada Tlupdate.

Setelah Tlupdate aktif, maka pilih pada direktori mana data tle tersebut tersimpan (akan lebih memudahkan operator, apabila data orbit satelit diletakkan pada satu sumber atau satu direktori atau bisa juga dengan menyimpan data tle tersebut pada disket).

Kemudian pilih nama satelit yang akan diperbaharui (NOAA12, NOAA14, NOAA15, dan NOAA16) secara satu persatu lalu klik update. Apabila semua nama satelit telah di update maka klik OK untuk mengakhirinya.

Mengkalibrasi Antena
Fungsi dari menu kalibrasi ini adalah untuk menentukan letak antena pada posisi yang benar pada elevasi maupun azimuthnya. Letak posisi ini akan berpengaruh pada penangkapan citra, apabila posisi antena tidak berada pada posisi yang tepat maka sinyal dari satelit akan sulit ditangkap dan hal ini akan mengakibatkan data citra satelit tidak berhasil didapatkan atau gagal ditangkap.

Untuk menentukan posisi antena agar berada pada posisi elevasi yang tepat maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu elevasi akan mengalami masalah apabila nilai yang digunakan kurang dari 5°, hal ini akan mengakibatkan adanya sinyal yang buruk.

Sebaiknya nilai elevasi agar tidak menggunakan nilai diatas 170° karena akan berpengaruh pada piranti lunak yang berfungsi sebagai penggerak motor antenna yang menyebabkan kerusakan. Posisi nilai elavasi untuk 90° sebaiknya menggunakan nilai 2048 yang merupakan nilai tengah dari kisaran nilai untuk elevasi (0-4095).

Sedangkan untuk menentukan posisi azimuth, hal yang harus di perhatikan adalah nilai untuk east sebaiknya digunakan nilai 2048 yang merupakan nilai tengah dari kisaran nilai untuk azimuth (0-4095).

Proyeksi Peta Dan Sistem Koordinat

Modul ArcGIS Tingkat Dasar

Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh muka bumi baik yang terletak di atas maupun di bawah permukaan dan disajikan pada bidang datar pada skala dan proyeksi tertentu (secara matematis). Karena dibatasi oleh skala dan proyeksi maka peta tidak akan pernah selengkap dan sedetail aslinya (bumi), karena itu diperlukan penyederhanaan dan pemilihan unsur yang akan ditampilkan pada peta.

Proyeksi Peta

Pada dasarnya bentuk bumi tidak datar tapi mendekati bulat maka untuk menggambarkan sebagian muka bumi untuk kepentingan pembuatan peta, perlu dilakukan langkah-langkah agar bentuk yang mendekati bulat tersebut dapat didatarkan dan distorsinya dapat terkontrol, untuk itu dilakukan proyeksi ke bidang datar.

1. Pengelompokan Proyeksi Peta

a. Berdasar Mempertahankan Sifat Aslinya

1. Luas permukaan yang tetap (ekuivalen)

2. Bentuk yang tetap (konform)

3. Jarak yang tetap (ekuidistan)

Perbandingan dari daerah yang sama untuk proyeksi yang berbeda :


b. Menurut bidang proyeksi yang digunakan

Bidang proyeksi adalah bidang yang digunakan untuk memproyeksikan gambaran permukaan bumi. Bidang proyeksi merupakan bidang yang dapat didatarkan. Menurut bidang proyeksi yang digunakan, jenis proyeksi peta adalah:

· Proyeksi Azimuthal

Bidang proyeksi yang digunakan adalah bidang datar. Sumbu simetri dari proyeksi ini adalah garis yang melalui pusat bumi dan tegak lurus terhadap bidang proyeksi.

· Proyeksi Kerucut (Conic)

Bidang proyeksi yang digunakan adalah kerucut. Sumbu simetri dari proyeksi ini adalah sumbu dari kerucut yang melalui pusat bumi.

· Proyeksi Silinder (Cylindrical)

Bidang proyeksi yang digunakan adalah silinder. Sumbu simetri dari proyeksi ini adalah sumbu dari silinder yang melalui pusat bumi.


c. Menurut posisi sumbu simetri bidang proyeksi yang digunakan

Menurut posisi sumbu simetri bidang proyeksi yang digunakan, jenis proyeksi peta adalah:

· Proyeksi Normal (Polar)

Sumbu simetri bidang proyeksi berimpit dengan sumbu bumi

· Proyeksi Miring (Oblique)

Sumbu simetri bidang proyeksi membentuk sudut terhadap sumbu bumi

· Proyeksi Transversal (Equatorial)

Sumbu simetri bidang proyeksi tegak lurus terhadap sumbu bumi


d. Menurut kedudukan bidang proyeksi terhadap bumi

Ditinjau dari kedudukan bidang proyeksi terhadap bumi, proyeksi peta dibedakan menjadi :

· Proyeksi Tangent (Menyinggung)

Apabila bidang proyeksi bersinggungan dengan permukaan bumi

· Proyeksi Secant (Memotong)

Apabila bidang proyeksi berpotongan dengan permukaan bumi

e. Menurut ketentuan geometrik yang dipenuhi :

Menurut ketentuan geometrik yang dipenuhi, proyeksi peta dibedakan menjadi :

· Proyeksi Ekuidistan

Jarak antara titik yang terletak di atas peta sama dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala peta)

· Proyeksi Konform

Besar sudut atau arah suatu garis yang digambarkan di atas peta sama dengan besar sudut atau arah sebenarnya di permukaan bumi, sehingga dengan memperhatikan faktor skala peta bentuk yang digambarkan di atas peta akan sesuai dengan bentuk yang sebenarnya di permukaan bumi.

· Proyeksi Ekuivalen

Luas permukaan yang digambarkan di atas peta sama dengan luas sebenarnya di permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala peta)

2. Pemilihan proyeksi peta

Dalam pemilihan proyeksi peta yang akan digunakan, terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan, yaitu

· Tujuan penggunaan dan ketelitian peta yang diinginkan

· Lokasi geografis dan luas wilayah yang akan dipetakan

· Ciri-ciri asli yang ingin dipertahankan atau syarat geometrik yang akan dipenuhi

Dalam melakukan pemilihan proyeksi peta sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut ini:

· Pemetaan topografi suatu wilayah memanjang dengan arah barat-timur, umumnya menggunakan proyeksi kerucut, normal, konform, dan menyinggung di titik tengah wilayah yang dipetakan. Proyeksi seperti ini dikenal sebagai proyeksi LAMBERT.

· Pemetaan dengan wilayah yang wilayah memanjang dengan arah utara-selatan, umumnya menggunakan proyeksi silinder, transversal, konform, dan menyinggung meridian yang berada tepat di tengah wilayah pemetaan tersebut. Proyeksi ini dikenal dengan proyeksi Tranverse Mercator (TM) atau Universal Tranverse Mercator (UTM).

· Pemetaan wilayah di sekitar kutub, umumnya menggunakan proyeksi azimuthal, normal, konform. Proyeksi ini dikenal sebagai proyeksi stereografis.

Sistem Koordinat

Posisi suatu titik biasanya dinyatakan dengan koordinat (dua-dimensi atau tiga-dimensi) yang mengacu pada suatu sistem koordinat tertentu. Sistem koordinat itu sendiri dapat didefinisikan dengan menspesfikasi tiga parameter berikut, yaitu :

1. Lokasi Titik Nol dari Sistem Koordinat

Posisi suatu titik di permukaan bumi umumnya ditetapkan dalam/terhadap suatu sistem koordinat terestris. Titik nol dari sistem koordinat terestris ini dapat berlokasi di titik pusat massa bumi (sistem koordinat geosentrik), maupun di salah satu titik di permukaan bumi (sistem koordinat toposentrik).

2. Orientasi dari Sumbu-sumbu Koordinat

Posisi tiga-dimensi (3D) suatu titik di permukaan bumi umumnya dinyatakan dalam suatu sistem koordinat geosentrik. Tergantung dari parameter-parameter pendefinisi koordinat yang digunakan, dikenal dua sistem koordinat yang umum digunakan, yaitu sistem koordinat Kartesian (X,Y,Z) dan sistem koordinat Geodetik (L,B,h).

Parameter - parameter (kartesian, curvilinear) yang digunakan untuk mendefiniskan posisi suatu titik dalam sistem koordinat tersebut. Posisi titik juga dapat dinyatakan dalam 2D, baik dalam (L,B), ataupun dalam suatu sistem proyeksi tertentu (x,y) seperti Polyeder, Traverse Mercator (TM) dan Universal Traverse Mercator (UTM).

Sistem koodinat dibagi menjadi 2 yaitu :

o Sistem Koordinat 2 Dimensi

- Sistem Koordinat kartesian dua dimensi merupakan sistem koordinat yang terdiri dari dua salib sumbu yang saling tegak lurus, biasanya sumbu X dan Y.

- Sistem Koordinat polar, koordinat suatu titik didefinisikan fungsi dari arah dan jarak dari titik ikatnya.

o Sistem kooerdinat 3 Dimensi

- Sistem Koordinat Kartesian 3 Dimensi, pada prinsipnya sama dengan sistem koordinat kartesian 2 Dimensi, hanya menambahkan satu sumbu lagi yaitu sumbu Z, yang ketiganya saling tegak lurus.

- Sistem Koordinat Bola, Posisi suatu titik dalam ruang, selain didefinisikan dengan sistem kartesian 3 Dimensi, dapat juga didefinisikan dalam sistem koordinat bola (pronsip dasarnya sama dengan koordinat polar, yaitu sudut dan jarak).

- Sistem Koordinat Ellipsoida, Untuk pendefinisian bentuk bumi sangatlah susah. Bentuk bumi dikenal sebagai geoid. Geoid didekati oleh permukaan muka laut rata-rata. Untuk mempermudah hitungan bentuk bumi, digunakan suatu model matematik yang disebut ellipsoida yaitu ellips yang putar.